ABF Indonesia Bond Index Fund

REKSA DANA ABF INDONESIA INDEX BOND FUND bertujuan untuk mencapai tingkat pengembalian yang mendekati tingkat pengembalian dari indeks yang menjadi tolok ukur yaitu Indeks iBoxx ABF Indonesia. 

iBoxx ABF Indonesia Total Return Index adalah sebuah indeks yang dikeluarkan oleh IHS Markit, sebuah lembaga penyedia layanan data yang kini menjadi bagian dari S&P Global. Indeks ini didesain untuk merefleksikan kinerja obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi rupiah.

Untuk berbagai tujuan investasi Anda 

  • Tujuan jangka menengah dan panjang
    Untuk Anda yang memiliki horison investasi jangka menengah dan panjang. 
  • Tujuan potensi imbal hasil yang menarik 
    Untuk Anda yang mencari produk investasi yang memberikan potensi imbal hasil sejalan dengan performa indeks acuannya. Reksa Dana ABF Indonesia Bond Index Fund memberikan potensi imbal hasil yang sejalan dengan indeks acuannya yaitu iBoxx ABF Indonesia.

Fitur

Tanggal penawaran

25 Mei 2005

Mata uang

Rupiah

Bank kustodian

PT Bank HSBC Indonesia

Jenis Reksa Dana

Indeks Pendapatan Tetap

Minimum pembelian pertama dan selanjutnya

Rp1.000.000

Tolok ukur kinerja

100% iBoxx ABF Indonesia Index



Alokasi Investasi

Efek Bersifat Utang

Pasar Uang

80% - 100%

0% - 15%



Biaya

Biaya pembelian

Maks 2%

Biaya pengelolaan

Maks 0,3% per tahun

Biaya pencairan

Maks 2%

Biaya pengalihan

Maks 2%



Keunggulan 

  1. Optimalisasi Peluang Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di Indonesia
    ABF Indonesia Bond Index Fund berinvestasi 100% pada Obligasi Pemerintah Indonesia dengan strategi passive indexing dengan mengacu kepada indeks iBOXX ABF Indonesia Total Return Index. iBOXX ABF Indonesia Total Return Index diterbitkan oleh IHS Markit, bagian dari S&P Global yang di desain untuk merefleksikan kinerja obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi Rupiah. 
  2. Likuiditas yang Terjaga dengan Mandat dari EMEAP 
    Executives Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP) merupakan organisasi kerjasama Bank Sentral dan otoritas moneter di kawasan Asia Timur dan Pasifik yang bertujuan untuk memperkuat hubungan kerjasama para anggotanya. Organisasi ini terdiri dari 11 Bank Sentral: Australia, China, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura dan Thailand.
    Salah satu inisiatif dari EMEAP adalah penerbitan Asian Bond Fund (ABF) di masing – masing Negara anggota (kecuali Jepang, Selandia Baru dan Australia) untuk mencapai tujuan bersama yaitu memperdalam dan memperluas pasar obligasi lokal serta mendukung stabilitas dan integrasi keuangan yang lebih besar. Masing – masing Bank Sentral dimandatkan untuk menempatkan sebagian reserve mereka pada Asian Bond Fund sehingga likuiditas akan sangat terjaga dan menjadikan ABF sebagai produk yang sangat terdiversifikasi dengan baik. Di Indonesia, Bahana TCW Investment Management ditunjuk sebagai manajer investasi untuk mengelola ABF Indonesia Bond Index Fund (ABF IBI).
  3. Portfolio Yang Terdiversifikasi
    Strategi passive indexing yang diterapkan membuat ABF Indonesia Bond Index Fund memiliki portfolio yang tersusun lebih luas dibandingkan dengan Reksa Dana pendapatan tetap pada umumnya. ABF Indonesia Bond Index Fund menghadirkan peluang investasi yang menarik bagi Investor yang mencari instrumen Investasi untuk mendiversifikasi portofolio dengan eksposur ke obligasi pemerintah Indonesia. 
  4. Biaya Pengelolaan dan Tracking Error yang Rendah
    ABF Indonesia Bond Index Fund menerapkan biaya pengelolaan yang lebih rendah dan memiliki rata-rata tracking error yang rendah di bawah 1% sehingga menghasilkan kinerja yang lebih optimal bagi Investor.
  5. Potensi Pertumbuhan Obligasi Pemerintah di Masa Depan 
    Outlook pertumbuhan pasar obligasi Indonesia yang menarik seiring dengan ekspektasi berakhirnya kenaikan suku bunga Bank Sentral dunia. Inflasi yang mulai mendekati target dari Bank Sentral dunia, serta adanya tanda-tanda perlambatan pada sektor ketenagakerjaan di US meningkatkan harapan akan bisa dilakukannya pemangkasan suku bunga oleh The Fed di Tahun 2024. Kondisi inflasi yang stabil di Indonesia dan nilai tukar rupiah yang bisa terjaga dengan adanya interest rate differential antara BI7DRRR dan FFR membuka peluang pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia yang memberikan dorongan positif bagi pasar obligasi di Indonesia.

 

Risiko investasi 

Risiko yang timbul dari berkurangnya nilai unit penyertaan, likuiditas, perubahan alokasi efek dalam kebijakan investasi, perubahan kondisi ekonomi dan politik, nilai investasi, perubahan peraturan perpajakan, tingkat suku bunga, pembubaran dan likuidasi.