Market Update Bancassurance April 2022

Pasar saham global bergerak fluktuatif di bulan Maret, faktor apa yang mempengaruhi?
Sentimen pasar global dibayangi oleh beberapa faktor, seperti lonjakan harga komditas karena konflik Rusia – Ukraina, postur kebijakan suku bunga The Fed yang agresif, dan lonjakan kasus Covid-19 di China. Ketiga faktor ini saling berhubungan karena berdampak pada outlook pertumbuhan ekonomi dunia. Lonjakan harga komoditas dapat mempengaruhi inflasi secara global dan berdampak pada daya beli masyarakat, serta dapat mempengaruhi postur kebijakan bank sentral global menjadi lebih agresif untuk menangani inflasi. Sentimen pasar juga kembali dibebani oleh kasus Covid-19 yang melonjak di China, terutama karena kebijakan ‘zero Covid’ di China yang dikhawatirkan dapat menyebabkan lockdown secara luas dan mempengaruhi kapabilitas China sebagai ‘pabrik dunia’.

Berlawanan dengan kinerja pasar global, pasar saham Indonesia konsisten mencatat kinerja positif sepanjang tahun ini. Apa yang mendukung kinerja pasar dan apakah penguatan ini dapat berlanjut?
Menurut kami Indonesia saat ini berada pada ‘sweet spot’ yang membuat pasar saham Indonesia kembali masuk dalam radar investor. Beberapa faktor yang menjadi katalis bagi pasar saham Indonesia:
•Dari perspektif makro ekonomi, Indonesia berada dalam siklus pemulihan yang menarik bagi investor yang mencari growth di tengah tren normalisasi ekonomi global saat ini.
•Indonesia adalah net eksportir komoditas yang dipandang diuntungkan dari kenaikan harga komoditas saat ini dan dapat menjadi tempat berlindung bagi investor global.
•Stabilitas nilai tukar Rupiah dan makro ekonomi yang solid.
•Posisi Indonesia dan ASEAN yang netral di tengah tensi geopolitik antara negara barat dengan Rusia meminimalisir risiko geopolitik terhadap Indonesia.

Secara keseluruhan kami memandang positif outlook pasar Indonesia tahun ini didukung oleh bauran faktor pendukung dari pemulihan ekonomi domestik dan
dinamika pasar global yang suportif bagi Indonesia.

The Fed menaikkan suku bunga menjadi 0.5% di Maret dan mengindikasikan arah kenaikan suku bunga yang agresif, apakah ini berdampak negatif bagi outlook pasar saham?
Rapat FOMC bulan Maret menjadi titik balik bagi pasar, di mana The Fed menegaskan fokus kebijakannya untuk menanggulangi inflasi dan menekankan kondisi ekonomi sudah kuat untuk menghadapi kenaikan suku bunga. Kejelasan arah kebijakan The Fed mengurangi spekulasi pasar dan mendukung perbaikan sentimen yang terlihat dari kinerja indeks S&P 500 yang menguat pasca rapat FOMC The Fed. Secara keseluruhan kami melihat pasar telah memperhitungkan The Fed akan bergerak secara agresif sehingga kenaikan suku bunga yang agresif tidak berdampak negatif bagi outlook pasar saham. Di sisi lain, kami berpendapat ekspektasi pasar terlalu agresif, di mana berdasarkan data dari Bloomberg ekspektasi pasar untuk Fed rate dapat mencapai 2,25% - 2,50% tahun ini, lebih tinggi dari median proyeksi The Fed di level 2%. Oleh karena itu terdapat potensi good news bagi pasar apabila kenaikan Fed rate tidak seagresif ekspektasi pasar.

Kawasan Asia dipandang dirugikan dalam kondisi naiknya   harga   komoditas,    bagaimana pandangan Anda?

Asia adalah kawasan yang luas dan variatif, jadi terlalu generik untuk memberi label bagi Asia seperti itu. Negara penghasil komoditas di Asia seperti Indonesia tentunya diuntungkan dari harga komoditas yang tinggi saat ini. Sementara itu negara importir komoditas belum tentu dirugikan, karena kinerja ekspornya yang juga kuat. Contohnya Korea Selatan dan Taiwan yang didukung oleh ekspor barang elektronik dan semikonduktor yang kuat di tengah tren digitalisasi saat ini. Secara keseluruhan kami melihat Asia sebagai kawasan yang menarik bagi investor untuk diversifikasi dari kawasan Eropa yang terekspos pada Rusia, atau Amerika Serikat yang memasuki siklus pengetatan suku bunga.

Bagaimana dampak kenaikan harga komoditas global terhadap inflasi Indonesia dan  kebijakan suku bunga Bank Indonesia?

Dampak kenaikan harga komoditas terhadap inflasi Indonesia relatif lebih gradual dibanding di kawasan negara maju. Di Indonesia terdapat beberapa barang yang harganya diatur oleh Pemerintah sehingga dapat menjadi bantalan di tengah kenaikan harga komoditas. Konsekuensinya adalah akan ada tekanan fiskal untuk subsidi. Tapi pendapatan pemerintah juga berpotensi lebih baik tahun ini disumbang dari komoditas yang dapat mengurangi tekanan fiskal negara.
Bank sentral masih mempertahankan pandangan akomodatif, meskipun prospek inflasi cenderung meningkat seiring meningkatnya harga komoditas dunia. BI menegaskan bahwa kebijakan suku bunga rendah akan dipertahankan sampai terjadi tekanan inflasi yang bersifat fundamental yang terlihat pada inflasi inti, dan tidak menanggapi secara langsung kenaikan harga volatil dan yang diadministrasi. Suku bunga diperkirakan belum berubah selama tingkat inflasi inti masih terjaga, sementara rupiah didukung oleh stabilitas eksternal yang baik.

 

Bagaimana  strategi  portofolio  Anda  di   tengah kondisi pasar yang dinamis saat ini?

Di tengah kondisi global yang dinamis, strategi portofolio difokuskan pada tema besar yang secara fundamental mendukung bagi Indonesia. Kami melihat ada dua tema besar yang potensial di pasar Indonesia. Pertama adalah tema pemulihan ekonomi pasca pandemi yang diuntungkan dari adanya pent-up demand masyarakat. Beberapa sektor yang potensial dari tema ini adalah di sektor perbankan dan properti. Tema kedua adalah yang lebih bersifat struktural dan membawa perubahan di lanskap ekonomi Indonesia. Kami melihat sektor yang berhubungan dengan ekonomi digital dan green economy yang berhubungan dengan rantai pasokan energi terbarukan masuk dalam kategori ini. Kedua sektor ini sangat menarik didukung oleh potensi ekonomi digital Indonesia yang besar dan tren dunia menuju penggunaanenergi terbarukan untuk menggantikan energi fosil

 

 

 

 

 

 

Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format tanya-jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI.

Bulan ini kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Senior Portfolio   Manager-Equity, Samuel Kesuma.

Samuel Kesuma. CFA

Senior Portfolio Manager-Equity

 
Samuel memulai karir profesionalnya di industri finansial dengan bekerja di PT Trimegah Securities sebagai Investment Analyst. Sebelum bergabung bersama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Samuel bekerja di PT BNP Paribas Investment Partners sebagai Equity Portfolio Manager, PT Trimegah Asset Management sebagai Equity Fund Manager, Abacus Capital (S) Pte Ltd – Singapura sebagai Corporate Finance Analyst, dan ANZ Bank – Singapura sebagai Investment Consultant. Samuel adalah pemegang sertifikasi Chartered Financial Analyst (CFA).

 

 

PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:

Informasi dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), namun MAMI tidak menjamin akurasi, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik MAMI atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau yang dialami oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.
Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat profesional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama MAMI kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi khusus untuk Anda. Analisa tren ekonomi dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen ini dibuat dan pendapat yang disampaikan di dalamnya disusun oleh MAMI pada tanggal dokumen ini dipublikasikan, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.
MAMI adalah perusahaan Manajer Investasi yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. MAMI memulai bisnisnya pada tahun 1997 dengan izin dari Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. Seluruh informasi terkini mengenai MAMI serta produk-produk dan layanannya dapat diakses di www.reksadana-manulife.com. MAMI adalah bagian dari Manulife Investment Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Investment Management dapat ditemukan di www.manulifeim.com. Manulife Investment Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.