Antisipasi normalisasi kebijakan bank sentral terutama di Amerika Serikat tampaknya menjadi salah satu pertimbangan utama arah strategi investasi pada paruh kedua di tahun 2021. Apa komentar Anda akan hal ini?
Betul, normalisasi kebijakan Fed menjadi salah satu faktor penting dalam pengelolaan portofolio di tahun ini. Seperti yang sudah diantisipasi oleh pasar, tren pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) – yang ditunjukkan oleh meningkatnya proyeksi pertumbuhan PDB dan inflasi – menyebabkan pergeseran kebijakan moneter Fed dari yang sangat longgar menjadi lebih ketat. Meskipun kebijakan moneter yang lebih ketat berpotensi mengurangi likuditas global dan memberikan tekanan pada pasar obligasi, namun pendekatan dan arahan Fed yang ultra-gradual diperkirakan akan membuat dampak negatif dari pengetatan moneter tersebut menjadi lebih terbatas (tidak seperti taper tantrum di tahun 2013). Dapat dikatakan bahwa kebijakan pengetatan Fed dan dampaknya terhadap kenaikan imbal hasil US Treasury sudah diperhitungkan dan diterima oleh pasar sejak awal tahun. Di samping itu pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan sudah mencapai puncaknya pada kuartal dua berpotensi mempengaruhi rilis data perekonomian AS ke depannya menjadi lebih moderat, sehingga ekspektasi terhadap pemulihan pertumbuhan ekonomi dan inflasi menjadi lebih terbatas. Kondisi ini dapat mempengaruhi volatilitas pergerakan imbal hasil US Treasury agar lebih terjaga.
Seberapa besar kiranya pengaruh kebijakan normalisasi ini terhadap pasar obligasi Indonesia?
Kebijakan moneter dan fiskal Amerika Serikat sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia tentu memiliki pengaruh terhadap negara lain, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pengaruhnya dapat dirasakan melalui pergerakan suku bunga, imbal hasil obligasi, serta nilai tukar domestik. Meskipun kebijakan moneter AS yang lebih ketat berpotensi mempengaruhi pergerakan imbal hasil obligasi domestik dan nilai tukar rupiah, namun seperti yang telah disampaikan sebelumnya pendekatan Fed yang ultra-gradual serta kebijakan pengetatan moneternya yang sudah diperhitungkan dan diterima oleh pelaku pasar berpotensi membuat volatilitas pergerakan imbal hasil US Treasury dapat lebih terjaga.
Secara fundamental perekonomian Indonesia juga semakin membaik. Beberapa indikator seperti neraca transaksi berjalan, inflasi, dan cadangan devisa menunjukkan perbaikan yang cukup berarti sehingga kondisi ini dapat membuat Indonesia menjadi lebih kuat/sigap dalam menghadapi normalisasi kebijakan bank sentral AS. Ke depannya, jika terjadi kenaikan imbal hasil US Treasury – selama kenaikan tersebut terjadi secara bertahap – maka akan memberikan dampak yang konstruktif terhadap perekonomian dan pasar finansial Indonesia.
Dibandingkan dengan pasar saham, kinerja pasar obligasi Indonesia terlihat lebih ‘tahan’ menghadapi ledakan kasus Covid-19. Apa komentar Anda akan hal ini?
Ledakan kasus Covid-19 setelah libur Lebaran yang lalu memang sudah diperkirakan dan diantisipasi oleh pemerintah maupun pelaku pasar obligasi. Sehingga meskipun jumlah kasus positif Covid-19 tersebut melonjak di atas ekspektasi pemerintah, namun tidak berdampak buruk ke pasar obligasi. Ketahanan pasar obligasi yang lebih baik di tahun ini didukung oleh beberapa faktor positif diantaranya;
Melambatnya pertumbuhan ekonomi sebagai dampak penerapan PPKM Darurat tentu menjadi faktor risiko yang perlu dicermati khususnya pada obligasi korporasi. Apa strategi investasi yang diterapkan dalam mengelola risiko kredit pada obligasi korporasi?
Guna meminimalisir risiko kredit pada obligasi korporasi, kami menerapkan tiga strategi utama di antaranya;
Terutama pada kondisi pandemi, pemilihan investasi difokuskan pada perusahaan berkualitas tinggi, yakni perusahaan yang memiliki fundamental yang baik, profil kredit dan parental support yang kuat, serta tidak terlalu rentan terhadap dampak perubahan sikus ekonomi. Sejauh ini strategi investasi yang diterapkan terbukti berhasil memberikan dorongan kinerja yang baik pada portofolio dengan tingkat volatilitas yang relatif rendah. Ke depannya kami akan terus melakukan analisa dampak kondisi ekonomi terhadap emiten obligasi korporasi yang terdapat dalam portofolio.
Apa katalis positif yang dinantikan untuk pasar obligasi di paruh kedua di tahun ini?
Secara umum terdapat dua faktor penting yang dapat mendukung pergerakan pasar obligasi yaitu siklus suku bunga dan mekanisme dari sisi permintaan/penawaran;
Tadi sudah disebutkan katalis positif yang dinantikan, bagaimana dengan risiko yang perlu dicermati?
Faktor risiko yang kami cermati dari sisi eksternal adalah volatilitas pada imbal hasil US Treasury, flight to safety pada dolar AS, ketegangan geopolitik, dan perubahan komunikasi kebijakan Fed. Sementara faktor risiko dari sisi internal yakni perlambatan ekonomi domestik yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas masyarakat, yang berpengaruh terhadap outlook peringkat utang Indonesia serta dampaknya terhadap defisit anggaran pemerintah.
Faktor risiko yang kami cermati dari sisi eksternal adalah volatilitas pada imbal hasil US Treasury, flight to safety pada dolar AS, ketegangan geopolitik, dan perubahan komunikasi kebijakan Fed. Sementara faktor risiko dari sisi internal yakni perlambatan ekonomi domestik yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas masyarakat, yang berpengaruh terhadap outlook peringkat utang Indonesia serta dampaknya terhadap defisit anggaran pemerintah?
Dengan mempertimbangkan outlook pasar obligasi Indonesia yang masih menawarkan upside potential yang baik, kami |menilai level saat ini masih cukup menarik bagi investor untuk berinvestasi.
Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format Tanya-jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI. |
Laras Febriany
Laras bergabung dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia sebagai Fixed Income Dealer dan karirnya terus berkembang hingga akhirnya Ia dipercaya menjadi Junior Portfolio Manager – Fixed Income. Sebelum bergabung dengan MAMI pada Juli 2017, Laras bekerja di PT Bahana Securities, Jakarta, sebagai Fixed Income Sales. Laras memulai karirnya di PricewaterhouseCoopers Indonesia dan menjalani internship di Citibank N.A, di Trading Desk, Global Market, setelah lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2011 |
|
PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:
Informasi di dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia namun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.
Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat professional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi personal untuk Anda. Analisa trend ekonomi di dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen dan pendapat yang disampaikan di dalam dokumen ini dibuat oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada tanggal publikasi dokumen, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.