Market Update Bancassurance Januari 2021

Setelah melalui tahun 2020 yang penuh dengan tantangan, bagaimana kiranya outlook ekonomi di tahun 2021?

Kami memperkirakan tahun 2021 akan menjadi tahun pemulihan ekonomi global, melanjutkan perbaikan gradual yang sudah terjadi sejak kuartal ke empat tahun 2020. Kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif serta ketersediaan vaksin mendukung normalisasi aktivitas ekonomi di tahun ini. Pemulihan ekonomi diperkirakan akan semakin terakselerasi di paruh kedua tahun ini, seiring dengan meningkatnya akses terhadap vaksin serta aktivitas vaksinasi. Sektor jasa yang berkontribusi lebih dari 70% dari perekonomian dunia diperkirakan akan secara gradual membaik. IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat menjadi 5.2% dari kontraksi sebesar -4.4% di tahun 2020, dimana sebagian besar pertumbuhan akan ditopang oleh negara berkembang Asia yang diperkirakan tumbuh sebesar 8.0% di tahun ini.

Kalau tadi penjelasannya lebih mengarah pada ekonomi global, bagaimana dengan outlook ekonomi Indonesia?

Kami menilai bahwa Indonesia akan memasuki periode yang mendukung bagi siklus investasi – baik di pasar modal maupun ekonomi riil – didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, ketersediaan vaksin yang lebih luas dan implementasi Omnibus Law. Omnibus Law berpotensi mengubah Indonesia menjadi salah satu hub rantai pasokan Asia yang diharapkan dapat menangkap kesempatan relokasi perusahaan dalam upaya mendorong penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Perkembangan terkini – optimisme stimulus tambahan di AS, berkurangnya tekanan pada neraca berjalan, inflasi terkendali dan porsi kepemilikan asing yang relatif rendah terhadap aset finansial Indonesia – diperkirakan akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah yang merupakan kunci penting bagi keyakinan pasar. Sejauh ini kami memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali positif di 2021 dengan laju pertumbuhan di kisaran 4.3 – 4.5%.

Di tahun 2020 pasar saham Indonesia masuk dalam kelompok kinerja yang tertinggal, bagaimana peluangnya di tahun ini?

Pasar saham Indonesia memiliki peluang yang lebih baik di tahun ini dimana pemulihan pertumbuhan ekonomi biasanya menawarkan potensi peningkatan yang lebih tinggi di pasar saham. Tingginya partisipasi investor ritel domestik ditambah dengan harapan pembalikan sentimen investor asing berpotensi mendorong kinerja pasar saham di tahun ini. Dilihat dari pendekatan top-down, pasar saham akan mendapatkan ‘keuntungan’ dari pemulihan pertumbuhan ekonomi dan harapan meningkatnya arus investasi asing yang didukung oleh melimpahnya likuiditas dana dari stimulus berbagai negara. Sementara dari pendekatan bottom-up, pasar saham didukung oleh perbaikan pertumbuhan earnings perusahaan. Perlu juga kita cermati perkembangan Sovereign Wealth Fund atau INA (Indonesia Investment Authority) yang berpotensi mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih cepat dengan dukungan dana dari berbagai negara. Selain itu sebagai penghasil nikel, pembangunan rantai pasokan untuk baterai mobil listrik juga akan meningkatkan investasi dari berbagai komponen rantai pasokan dan menaikkan nilai tambah dibandingkan hanya ekspor mineral saja.

Bagaimana prospek arus dana asing di tahun ini?

Arus dana asing diperkirakan akan membaik, kembalinya dana portofolio asing menjadi salah satu tema investasi yang kami angkat di tahun ini. Berlanjutnya kebijakan akomodatif global dan dimulainya aktivitas vaksinasi secara massal berpotensi untuk mendorong masuknya arus dana asing ke pasar negara berkembang seperti Indonesia. Beberapa faktor yang memicu aliran dana keluar asing selama ini adalah:

  • Pertumbuhan negara berkembang yang cenderung berada di bawah ekspektasi vs negara maju.
  • Meningkatnya tensi geopolitik antara AS – China meningkatkan premi risiko negara berkembang.
  • Penurunan bobot Indonesia dalam indeks global seperti MSCI.
  • Minimnya  eksposur  pasar  saham  Indonesia  terhadap sektor ‘new economy’.

Kedepannya, kondisi ini diharapkan dapat membaik, sehingga dapat mengembalikan sentimen investasi investor asing. Apalagi perbaikan sentimen ini terjadi ketika kepemilikan investor asing pada pasar saham Indonesia berada pada salah satu level yang terendah sejak tahun 2013.

Apa pandangan Anda terkait valuasi pasar saham Indonesia yang dinilai sudah tidak ‘murah’ lagi?

Betul, jika dibandingkan dengan rata-rata historis, valuasi pasar saham Indonesia saat ini sudah berada diatas rata-rata historisnya. Namun perlu diketahui bahwa valuasi pasar saham diatas rata-rata historisnya juga terjadi di hampir seluruh pasar baik di kawasan regional maupun global. Membanjirnya likuiditas global – yang disebabkan oleh pemangkasan suku bunga dan program pembelian aset oleh bank sentral – membuat valuasi aset berisiko meningkat menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata historisnya. Justru saat ini kami menilai bahwa valuasi pasar saham Indonesia masih menarik karena masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara kawasan maupun kelas aset lainnya. Selain itu bila dilihat per sektor, valuasi dari big caps masih reasonable – dengan perbaikan earnings yang konsisten – karena beberapa bulan terakhir yang mendorong kenaikan indeks lebih disebabkan oleh sektor komoditas yang berkaitan dengan rantai pasokan dari baterai mobil listrik di Indonesia.

Dalam hal pengelolaan portofolio apa pilihan sektor yang menjadi andalan?

Kami mengedepankan fokus pada perusahaan di sektor siklikal yang diuntungkan dengan pemulihan ekonomi domestik pasca pandemi dan sektor komoditas yang diuntungkan dari membaiknya permintaan seiring dengan pemulihan ekonomi global. Tiga sektor utama yang memiliki potensi menarik diantaranya sektor materials, telekomunikasi dan finansial.

Selain katalis yang disebutkan tadi, apa risiko yang perlu dicermati investor?

Kami melihat tahun ini pasar saham akan positif dengan volatilitas yang kemungkinan ditimbulkan dari tiga risiko berikut ini;

  • Pandemi
    Mitigasi penanganan pandemi masih akan menjadi sorotan utama di tahun ini; distribusi vaksin dan proses vaksinasi berpotensi menjadi penggerak pergerakan pasar finansial.
  • Geopolitik
    Khususnya hubungan antara Amerika Serikat dan China di bawah pemerintahan baru Joe Biden menjadi salah satu yang akan sangat diperhatikan. Sejauh ini pasar memperkirakan bahwa Joe Biden akan mengadopsi kebijakan yang lebih diplomatis dan lebih tidak konfrontatif dibandingkan dengan pemerintahan Trump.
  • Kebijakan
    Di tengah proses pemulihan ekonomi pengambilan kebijakan yang tepat waktu dan tepat sasaran menjadi sangat penting, implementasi reformasi yang lamban akan mempengaruhi laju dari pemulihan ekonomi.

 

 

Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format Tanya-jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI.
Bulan ini, kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Senior Portfolio Manager - Equity, Caroline Rusli, CFA

Caroline Rusli, CFA
Senior Portfolio Manager - Equity

 

Memiliki izin Wakil Manajer Investasi dari Bapepam pada 22 Februari 2005 berdasarkan  Surat Keputusan  Ketua Bapepam & LK No. KEP-26/PM/WMI/2005. Caroline memulai karirnya di PT Panin Asset Management, kemudian ia bekerja di PT First State Investments Indonesia. Caroline memperoleh gelar Bachelor of Economics dari University of Tokyo, Jepang.

 

 

 

PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:

Informasi di dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia namun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.

Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat professional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi personal untuk Anda. Analisa trend ekonomi di dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen dan pendapat yang disampaikan di dalam dokumen ini dibuat oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada tanggal publikasi dokumen, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.