Joe Biden dinyatakan oleh banyak media massa sebagai presiden terpilih mengalahkan Donald Trump. Bagaimana dampak salah satu peristiwa terpenting tahun 2020 ini terhadap pasar finansial ke depannya?
Sejauh ini pasar finansial menyambut positif proyeksi kemenangan Joe Biden. Skenario kemungkinan Kongres yang terpecah – sebagian ‘dikuasai’ oleh Partai Demokrat dan sebagian lagi oleh Partai Republik – diperkirakan justru akan berdampak positif bagi pasar saham, karena kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh Kongres akan lebih ‘seimbang’, termasuk dalam perpajakan. Ancaman kenaikan suku bunga juga mereda di tengah prospek stimulus fiskal yang diperkirakan tidak akan sebesar jika dibandingkan dengan skenario ‘Blue Wave’. Dalam hal perdagangan global dan kebijakan luar negeri – meskipun kami memperkirakan bahwa ketegangan antara Amerika Serikat dan China masih akan berlanjut – pemerintahan Joe Biden akan mengadopsi kebijakan yang lebih santun, diplomatis, dan tidak konfrontatif dibandingkan dengan pemerintahan Donald Trump. Berkurangnya faktor ketidapastian terkait pemilu AS dan harapan yang lebih konstruktif terhadap perdagangan global diperkirakan akan mendorong sentimen yang lebih positif terhadap aset negara berkembang seiring dengan turunnya equity risk premium. Ke depannya penting untuk memperhatikan isu dan perkembangan makro dimana hal tersebut akan membentuk dan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintahan AS di masa mendatang.
Untuk pasar domestik, pengesahan Omnibus Law ditengah tingginya ketidakpastian global yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan semakin meningkatnya persaingan antar negara dinilai sebagai terobosan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apa pandangan anda akan hal ini?
Sejatinya Omnibus Law ini adalah deregulasi terhadap beberapa peraturan – mencakup ketenagakerjaan, kemudahan berbisnis, perampingan administrasi pemerintah, perpajakan dan pengadaan lahan – yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi Indonesia. Akibat dari pandemi tingkat pengangguran Indonesia di bulan Agustus mencapai level tertinggi sejak tahun 2011 sebesar 7.1% atau setara dengan 9.8 juta orang. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China juga memicu banyaknya perusahaan asing keluar dari China dan mencari negara baru sebagai basis produksi. Itulah sebabnya pemerintah berusaha untuk mempercepat pengesahan Omnibus Law untuk mempermudah investasi agar bisa mendapat kesempatan dari relokasi perusahaan dalam upaya mendorong penciptaan lapangan pekerjaan di dalam negeri. Kami menilai bahwa reformasi regulasi melalui Omnibus Law dapat menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah hingga panjang khususnya di bidang investasi. Eksekusi dan implementasi yang konsisten menjadi sangat penting, dibutuhkan peraturan pendukung yang kuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Apakah sejauh ini sudah ada perusahaan yang menunjukkan minat untuk relokasi ke Indonesia?
Bukti anekdotal menunjukkan bahwa mulai terjadi diversifikasi rantai pasokan terhadap Indonesia. BKPM mengindikasikan ada tujuh perusahaan yang pindah ke Indonesia dengan perkiraan investasi USD850 juta dan potensi lapangan kerja mencapai 30,000 orang. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan pemerintah menargetkan 143 perusahaan asing relokasi ke Indonesia dengan potensi penyerapan tenaga kerja sekitar 300,000 orang. Disebutkan bahwa sebagian besar perusahaan yang melakukan relokasi adalah dari China.
Seiring dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi pemulihan earnings menjadi indikator penting yang dapat mendorong penguatan pasar saham lebih lanjut. Bagaimana sejauh ini rilis kinerja keuangan emiten di kuartal ketiga?
Sejauh ini total laba bersih kuartal ketiga membukukan pemulihan yang cukup baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, tumbuh +35% QoQ dan penurunan secara tahunan telah mengecil ke sekitar -30% YoY. Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, sektor yang memberikan kontribusi kuartalan positif terbesar mayoritas adalah sektor siklikal seperti komoditas, perbankan, dan discretionary yang sempat tertekan selama 2Q20. Jumlah emiten yang berhasil membukukan laba di atas ekspektasi juga meningkat. Hal ini jelas menunjukkan bahwa ekspektasi pasar saat ini sudah sangat konservatif sehingga peluang adanya earnings upgrade dari angka konsensus cukup besar
Sepanjang tahun ini, partisipasi investor domestik sangat membantu kinerja pasar saham, khususnya di tengah aliran dana investor asing yang masih terus lari keluar dari Indonesia. Apakah fenomena meningkatnya partisipasi investor domestik masih akan terus berlanjut ke depannya?
Secara fundamental pasar saham Indonesia semakin menarik ditopang oleh pemulihan earnings, stabilitas makro ekonomi dan valuasi yang juga relatif murah jika dibandingkan dengan negara kawasan. Selama pasarnya suportif – didukung oleh fundamental yang baik tadi – maka mestinya partisipasi investor domesik pada pasar saham Indonesia masih akan berlanjut. Kami memperkirakan sentimen investor asing terhadap pasar saham Indonesia akan mengalami normalisasi setelah pandemi dapat terkelola lebih baik. Ke depannya, kombinasi dari investor domestik dan harapan pembalikan sentimen investasi investor asing berpotensi mendorong penguatan pasar yang lebih menyeluruh dan berkesinambungan.
Bagaimana pandangan anda terkait peluang pertumbuhan pasar saham Indonesia di tahun depan?
Kami memiliki pandangan yang lebih positif terhadap kinerja pasar saham Indonesia di tahun depan didukung oleh beberapa faktor diantaranya:
Dari sisi internal:
Dari sisi eksternal:
Setidaknya terdapat dua risiko yang harus dicermati investor saat ini:
Menjelang akhir tahun yang hanya tinggal satu setengah bulan lagi, apa strategi investasi yang Anda terapkan guna membukukan kinerja portofolio yang baik di tahun ini?
Menyimpulkan pembahasan di atas, maka strategi investasi kami akan difokuskan pada sektor siklikal yang diuntungkan oleh pemulihan ekonomi domestik maupun global di tahun depan. Di samping itu kami juga terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan
risiko yang terkendali.
Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format Tanya-jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI. |
Andrian Tanuwijaya
Setelah mengawali kariernya sebagai Equity Analyst di sebuah perusahaan sekuritas pada 2011, Andrian bergabung dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, di mana is mulai sebagai Equity Analyst hingga kini menjabat sebagai Portfolio Manager. Andrian telah mengantongi izin Wakil Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan sejak 2012. Saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Surabaya, ia terpilih mewakili Indonesia dalam 4th Annual CFA – Global Investment Research Challenge di Manila, Filipina. Andrian memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Surabaya. |
|
PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:
Informasi di dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia namun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.
Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat professional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi personal untuk Anda. Analisa trend ekonomi di dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen dan pendapat yang disampaikan di dalam dokumen ini dibuat oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada tanggal publikasi dokumen, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.