Market Update Bancassurance Oktober 2020

Pasar saham dan obligasi Indonesia melemah di bulan September, apa yang menyebabkan pelemahan tersebut?

Terdapat beberapa sentimen negatif dari global dan domestik yang membayangi pasar di bulan September. Dari sisi global, pelaku pasar khawatir karena peningkatan kasus Covid-19 terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Kondisi ini dikhawatirkan memaksa pemerintah untuk kembali menerapkan lockdown yang dapat menghambat proses pemulihan ekonomi. Selain itu, pasar juga dibayangi ketidakpastian pembicaraan stimulus tambahan Amerika Serikat. Fed Chair Jerome Powell beberapa kali menekankan bahwa ekonomi Amerika membutuhkan stimulus fiskal tambahan untuk mendukung pemulihan ekonomi. Namun hingga saat ini perdebatan masih terjadi dalam Kongres AS terkait besaran dan detail dari stimulus tersebut. Sementara itu dari sisi domestik, pasar dibayangi oleh sentimen terkait diterapkannya kembali PSBB di Jakarta di bulan September. Kebijakan tersebut dikhawatirkan memberi tekanan terhadap proses pemulihan ekonomi.

Amerika Serikat akan menyelenggarakan Pemilu Presiden di awal November, bagaimana pandangan pasar mendekati periode tersebut?

Terdapat opini yang berkembang bahwa apabila Joe Biden – yang merupakan wakil partai Demokrat – terpilih sebagai Presiden maka pasar kemungkinan merespon negatif. Kekhawatiran tersebut didasari beberapa kebijakan Biden yang dianggap tidak pro-bisnis, seperti wacana menaikkan pajak korporasi, menaikkan upah minimum, dan memperketat regulasi untuk perusahaan teknologi. Namun, dengan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang lemah karena wabah Covid-19, akan sulit bagi pemerintah Amerika Serikat untuk menerapkan kebijakan yang tidak pro-ekonomi. Hal seperti ini terjadi di masa lalu dimana beberapa program Presiden Barrack Obama diundur untuk menghadapi krisis di tahun 2008. Pada waktu itu Presiden Obama malah memajukan stimulus dalam jumlah sangat besar dan meneruskan program pemotongan pajak dari pendahulunya, Presiden Bush. Oleh karena itu, dalam pandangan kami siapapun yang terpilih sebagai Presiden dalam Pilpres AS mendatang, fokus kebijakannya akan tetap suportif untuk ekonomi dan dunia usaha yang saat ini urgent untuk didukung.

Di September Jakarta kembali melakukan PSBB, bagaimana dampaknya terhadap ekonomi?

DKI Jakarta menyumbang sekitar 17 persen terhadap PDB Indonesia, yang merupakan provinsi penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia, sehingga diberlakukannya PSBB dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020. Positifnya adalah dampak PSBB September diperkirakan tidak sebesar PSBB di periode April – Juni karena PSBB saat ini yang tidak seketat PSBB sebelumnya, dan secara durasi juga jauh lebih pendek karena pada tanggal 12 Oktober PSBB Jakarta kembali dilonggarkan. Namun mengingat peranan DKI Jakarta yang besar dalam perekonomian, pemulihan ekonomi diperkirkan tidak secepat perkiraan sebelumnya. Pemerintah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk kuartal III-2020 ke kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Angka tersebut menunjukkan koreksi pertumbuhan PDB lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awal, yakni sebesar minus 2,1 persen hingga 0 persen.

Indonesia diperkirakan resmi mengalami resesi dengan ekonomi kuartal III-2020 diproyeksikan kembali negatif. Bagaimana outlook ekonomi untuk kuartal IV-2020?

Walau di kuartal III pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih negatif, kami melihat adanya perbaikan dibanding kuartal II yang pertumbuhannya minus 5.32 persen. Di kuartal IV menurut kami tren pemulihan ini masih berpotensi terjadi, didukung oleh akselerasi penyerapan anggaran penanganan pandemi Covid-19. Per akhir September pemerintah sudah mencairkan 43 persen dari total anggaran stimulus, naik pesat dari 31 persen di akhir Agustus. Dalam pandangan kami distribusi stimulus akan semakin dipercepat di kuartal IV, terutama untuk anggaran pembiayaan korporasi yang diharapkan dapat mulai dicairkan di bulan Oktober.

Namun perlu diingat bahwa kondisi pandemi sangat sulit untuk diprediksi. Mitigasi penyebaran Covid-19 harus tetap menjadi prioritas, karena jika kasus Covid-19 terus meningkat, hal tersebut menimbulkan risiko harus diterapkannya kembali PSBB ketat, yang dapat berdampak negatif pada proses pemulihan ekonomi.

RUU Omnibus Law Cipta Kerja telah disahkan, bagaimana pasar merespon UU Cipta Kerja tersebut?

Sejauh ini respon pasar cukup positif terlihat dari nilai tukar Rupiah yang menguat. Dalam pandangan kami UU Cipta Kerja ini berpotensi menimbulkan sentimen positif bagi dunia usaha. Tujuan utama dari UU ini adalah untuk meningkatkan iklim usaha di Indonesia sehingga dapat menarik investasi ke dalam negeri, terutama di tengah tren relokasi pabrik dari China ke negara Asia lain. Tentunya UU CIpta Kerja harus diikuti dengan peraturan lanjutan dan eksekusi yang efektif. Tidak hanya bagi sektor riil, UU Cipta Kerja juga dapat menciptakan sentimen positif secara jangka panjang bagi pasar finansial Indonesia. Pasar saham dapat diuntungkan oleh prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik, nilai tukar Rupiah dapat lebih stabil didukung oleh potensi foreign inflow di sektor riil yang meningkatkan devisa, dan pasar obligasi juga diuntungkan dari kondisi stabilitas moneter yang lebih baik.

Pasar saham dan obligasi bergerak relatif sideways beberapa pekan ini. Bagaimana outlook pasar ke depannya?

Secara jangka pendek memang ada beberapa faktor yang membebani sentimen pasar seperti Pilpres dan negosiasi stimulus fiskal Amerika Serikat, serta meningkatnya kasus Covid-19 global. Di pasar domestik pun ada faktor ketidakpastian terkait kebijakan burden sharing BI dan wacana pembentukan Dewan Moneter.

Terlepas dari sentimen jangka pendek tersebut, dalam pandangan kami pasar saham dan obligasi masih memiliki potensi ke depannya didukung oleh kebijakan reflasi global. Reflasi adalah kebijakan untuk menstimulasi ekonomi melalui kebijakan fiskal dan moneter akomodatif yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi, mendorong belanja, dan mencegah deflasi. Ini merupakan kebijakan pro-ekonomi yang berpotensi menekan tingkat suku bunga dan meningkatkan selera investasi terhadap aset berisiko, termasuk pasar saham dan obligasi negara berkembang. Selain itu penanganan Covid-19 juga tetap menjadi kunci pemulihan ekonomi. Positifnya adalah pengembangan vaksin Covid-19 terus berlanjut, dan saat ini sudah ada 10 vaksin yang berada pada tahap uji klinis fase ketiga yang merupakan fase terakhir sebelum approval dan produksi.

Saran bagi investor di tengah kondisi pandemi saat ini?

Di tengah kondisi pandemi saat ini tentunya banyak ketidakpastian yang dapat meningkatkan volatilitas pasar finansial. Tinjau kembali alokasi portofolio anda, dan pastikan alokasinya tetap sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko anda. Volatilitas tinggi di pasar dapat membuat alokasi portofolio anda tidak sesuai dengan aset alokasi awal yang anda tetapkan, kondisi ini dapat merubah profil portofolio anda. Lakukan rebalancing, agar alokasi portfolio tetap sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan. Bagi investor jangka panjang dengan profil agresif, kondisi saat ini juga dapat menjadi peluang untuk average down investasi, atau mulai berinvestasi di tengah harga pasar yang masih menarik.

 


 

Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format Tanya- jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI.
Bulan ini kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Chief Economist & Investment Strategist, Katarina Setiawan. 

Katarina Setiawan
Chief Economist & Investment Strategist

 

Katarina bergabung dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) pada 1 Juli 2013. Ia memperoleh izin Wakil Manajer Investasi dari Bapepam-LK pada 30 April 1999 dengan no.: KEP-28/PM/IP/WMI/1999. Ia telah memiliki pengalaman selama lebih dari 20 tahun di industri keuangan dan pasar saham. Sebelum bergabung dengan MAMI, Katarina bekerja di Kim Eng Securities sebagai Research Director. Sebelumnya Katarina bekerja sebagai Director di IBAS Consulting, Director di Omni Nusantara dan Supervisor Consultant di Arthur Andersen & Co. Katarina menyandang gelar Master of Business Administration dari Indiana University di Bloomington, USA.

 

 


PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:

Informasi di dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia namun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.

Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat professional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi personal untuk Anda. Analisa trend ekonomi di dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen dan pendapat yang disampaikan di dalam dokumen ini dibuat oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada tanggal publikasi dokumen, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.