Market Update Bancassurance Februari 2020

Di tengah optimisme pasar yang lebih positif memasuki tahun 2020, tiba-tiba perekonomian global dihadapkan pada ketakutan epidemi virus corona. Apakah peristiwa ini dapat  mengubah  arah  stabilisasi  ekonomi  global  di 2020?

Sejauh ini kami memandang bahwa wabah virus corona bukanlah sesuatu yang bersifat permanen dalam jangka panjang, walaupun memang dalam jangka pendek peristiwa ini memberikan dampak guncangan yang cukup penting pada ekonomi global. Memperhitungkan langkah komprehensif yang diberlakukan pemerintah China untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran virus corona maka diperkirakan distorsi data ekonomi akibat peristiwa ini akan berdampak paling lama selama satu sampai dua kuartal ke depan. Atas dasar ini, secara keseluruhan tema stabilisasi ekonomi global di 2020 tidak berubah.

Di samping itu, pemerintah dan bank sentral China terlihat sangat tanggap menjaga stabiliasi ekonomi lewat stimulus fiskal dan pemangkasan suku bunga guna menjaga ketersediaan likuiditas di pasar. Diharapkan kebijakan tersebut dapat mengurangi dampak negatif wabah virus corona terhadap ekonomi China.

Kami memperkirakan akselerasi pertumbuhan ekonomi global akan meningkat menjelang pertengahan kedua di tahun ini didukung oleh perbaikan sentimen dan perdagangan global global, suku bunga rendah bank sentral global, gradual inventory restocking dan akselerasi adopsi teknologi 5G yang diharapkan dapat menjadi ‘bantalan’ dari disrupsi ekonomi yang terjadi saat ini.

Ketakutan penyebaran virus corona lebih ‘menekan’ kinerja pasar saham Asia dibandingkan dengan pasar saham negara maju. Apa pandangan anda akan hal ini?

Secara ekonomi – dibandingkan dengan negara maju – Asia dinilai lebih rentan terhadap dampak negatif dari penyebaran virus corona. Akan tetapi yang perlu dipahami adalah tingkat kerentanan negara di Asia tidaklah sama, namun akan sangat tergantung dari seberapa besar eksposur perekonomian terhadap China baik dari sisi pariwisata, rantai pasokan industri, ketergantungan FDI dan aktivitas ekspor impor. Itulah mengapa besaran koreksi di pasar saham dan nilai tukar setiap negara di Asia juga berbeda. Menariknya, koreksi yang terjadi sejak merebaknya wabah virus corona membuat valuasi pasar saham Asia menjadi lebih atraktif. Sebelumnya di awal tahun PE ratio F12M pasar saham Asia Pasifik sempat naik di atas +2 standar deviasi, sekarang sudah turun dibawah +1 standar deviasi dalam lima tahun terakhir. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, pasar finansial cenderung mencapai titik terendah ketika intensitas penyebaran virus menunjukkan penurunan.

Apa katalis positif pasar saham Indonesia yang anda nantikan di tahun ini?

Konfirmasi dari perbaikan earnings dan kecepatan eksekusi kebijakan reformis seperti; omnibus law, revisi Undang-Undang tenaga kerja, pemotongan pajak, dan revisi Daftar Negatif Investasi menjadi katalis positif yang sangat dinantikan tahun ini. Perbaikan sentimen global diperkirakan akan mendorong masuknya aliran dana asing pada pasar saham Asia dimana secara historis inflow pasar saham Asia memiliki korelasi yang tinggi dengan kinerja pasar saham Indonesia. Secara umum kinerja pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh outlook pasar saham Asia dan pertumbuhan earnings perusahaan domestik.

Sejauh ini kami menilai narasi positif perbaikan earnings Asia di 2020 masih tetap terjaga didorong oleh ekpektasi perbaikan aktivitas ekonomi seperti yang telah dijabarkan sebelumnya (meningkatnya perdagangan global didukung oleh low base effect, gradual inventory restocking dan akselerasi adopsi teknologi 5G). Secara historis laba emiten Asia berkorelasi positif dengan tren perdagangan global.

Beralih ke pasar domestik, apakah wabah virus corona memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia?

Diberlakukannya lockdown policy di beberapa wilayah di China menyebabkan dampaknya terhadap pariwisata dunia sangat besar. Apalagi hal ini terjadi disaat tahun baru Imlek ketika jutaan warga China biasanya berpergian ke luar    negeri   untuk    berlibur. Negara dengan ketergantungan pariwisata yang tinggi terhadap PDB – khususnya dari kunjungan turis China – akan mengalami dampak negatif yang lebih besar. Hingga saat ini kontribusi pariwisata Indonesia terhadap PDB relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara kawasan Asia  lainnya, sehingga Indonesia dinilai sebagai salah satu negara yang memiliki eksposur relatif terbatas terhadap wabah virus corona. Kontribusi pariwisata terhadap PDB Indonesia ±1.8% lebih rendah dibandingkan misalnya Thailand yang mencapai ±12% dari PDB. Eksposur Indonesia terhadap wabah ini berpotensi meningkat jika China memperpanjang lagi hari libur Imlek dan lockdown policy yang dapat mengurangi aktivitas ekonomi dan mengakibatkan penurunan permintaan akan komoditas dan akitivitas ekspor impor.

Berkaca dari pengalaman pandemi sebelumnya, Indonesia tidak terlalu terpengaruh dari SARS di tahun 2003 dan flu burung di tahun 2006-07 baik dari banyaknya kasus, korban jiwa ataupun performa kinerja pasar finansial dan nilai tukarnya. Jika pandemi ini berlangsung lebih lama dibandingkan perkiraan, maka sentimen risk-off dapat meningkat dan dapat memicu capital outflow dari pasar saham Indonesia. Semakin cepat dan efektif pengendalian penyebaran virus maka dampaknya akan lebih positif terhadap perekonomian global dan Indonesia.

Tadi sempat disebutkan bahwa valuasi pasar saham Asia kembali atraktif, bagaimana dengan valuasi pasar saham Indonesia saat ini?

Koreksi yang terjadi baru – baru ini juga membuat valuasi IHSG menjadi semakin atraktif dimana PE ratio F12M sudah turun dibawah -1 standar deviasi dalam lima tahun terakhir. Kondisi ini memberikan peluang investasi bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk secara bertahap kembali berinvestasi di pasar saham Indonesia.

Apa strategi investasi yang diterapkan guna menghasilkan alpha pada portofolio?

Proses investasi kami akan tetap fokus untuk mengidentifikasi peluang investasi melalui proyeksi makro ekonomi dan analisa fundamental di masing-masing emiten. Untuk jangka pendek kami memilih sektor yang lebih defensif – dengan eksposur yang lebih kecil terhadap ekonomi global dan yang telah terkoreksi tajam – seperti misalnya barang konsumsi dan semen. Kami akan terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali.

 

 

Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format Tanya-jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI.
Bulan ini, kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Senior Portfolio Manager - Equity, Caroline Rusli, CFA

Caroline Rusli, CFA
Senior Portfolio Manager - Equity

 

Memiliki izin Wakil Manajer Investasi dari Bapepam pada 22 Februari 2005 berdasarkan  Surat Keputusan  Ketua Bapepam & LK No. KEP-26/PM/WMI/2005. Caroline memulai karirnya di PT Panin Asset Management, kemudian ia bekerja di PT First State Investments Indonesia. Caroline memperoleh gelar Bachelor of Economics dari University of Tokyo, Jepang.

 

 

 

PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:

Informasi di dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia namun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.

Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat professional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi personal untuk Anda. Analisa trend ekonomi di dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen dan pendapat yang disampaikan di dalam dokumen ini dibuat oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada tanggal publikasi dokumen, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.