Untuk mendukung kegiatan bisnis Anda, tersedia pinjaman usaha yang disediakan oleh bank ataupun lembaga keuangan lain di Indonesia. Umumnya, pinjaman modal usaha ini berbentuk pinjaman dengan agunan dan tanpa agunan. Sebagai nasabah yang akan mengajukan pinjaman, sudah seharusnya Anda lebih dulu memahami perbedaan dua pinjaman tersebut. Hal ini penting agar pinjaman yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial selama masa pembayaran pinjaman tersebut.
Jadi, mana yang sebaiknya Anda pilih, apakah pinjaman usaha dengan agunan atau justru pinjaman tanpa agunan? Berikut ulasan selengkapnya yang bisa menjadi pertimbangan Anda.
Perbedaan mendasar
Perlu diketahui pinjaman dengan agunan juga disebut sebagai secured loan di dalam istilah perbankan. Sementara pinjaman tanpa agunan disebut dengan unsecured loan. Kedua produk pinjaman ini selain ditujukan untuk perorangan, juga diperuntukkan bagi pelaku bisnis terutama di kelas menengah. Jenis pinjaman dana bank ini menjadi produk yang punya banyak peminat di Indonesia. Pasalnya, proses pengajuan pinjaman relatif lebih cepat dibandingkan dengan jenis pengajuan pinjaman lain di bank.
Seperti namanya, pinjaman usaha dengan agunan membutuhkan jaminan dalam proses pengajuannya. Aset yang bisa dijadikan jaminan umumnya berupa properti, bisa rumah, gudang, ruko, maupun tanah. Dengan jaminan properti, Anda hanya diminta untuk memberikan sertifikat kepemilikan kepada bank sebagai pihak pemberi pinjaman. Selain properti, Anda juga bisa menjadikan STNK, BPKB, dan kunci mobil sebagai jaminan pinjaman usaha. Instrumen jaminan lainnya bisa berupa hewan ternak, deposito, emas, hingga saham dan surat berharga lainnya.
Sebaliknya, pinjaman usaha tanpa agunan tidak membutuhkan jaminan apapun. Bukan hal yang aneh jika produk pinjaman ini banyak diminati oleh sebagian besar pelaku bisnis UKM di Indonesia. Lebih lanjut, karena tidak adanya proses pengecekan aset, maka pengajuan pinjaman usaha tanpa agunan lebih cepat. Namun demikian, pihak bank tetap mempertimbangkan riwayat kredit nasabah bersangkutan untuk menentukan apakah pinjaman yang diajukan disetujui atau tidak.
Tujuan pinjaman
Meski sama-sama ditujukan untuk memudahkan Anda dalam memenuhi kebutuhan, pinjaman dengan agunan dan tanpa agunan memiliki tujuan yang berbeda. Sebagai informasi tambahan, pinjaman dengan agunan umumnya diajukan untuk kebutuhan besar dalam jangka panjang. Sementara pinjaman tanpa agunan hanya dimanfaatkan untuk keperluan yang terbilang mendesak. Misalnya, membayar THR karyawan, perbaikan atau renovasi gudang, hingga pembelian barang-barang untuk kepentingan produksi dalam bisnis.
Jumlah pinjaman
Keunggulan pinjaman dengan agunan akan terlihat mencolok jika dilihat dari jumlah pinjaman yang dapat diberikan oleh bank. Salah satu alasannya jelas karena dengan aset yang dijaminkan, maka risiko bank untuk merugi ketika nasabah gagal melunasi pinjaman lebih bisa diminimalisir. Beberapa pinjaman usaha dengan agunan bahkan menawarkan limit pinjaman hingga Rp1 miliar, tentunya dengan jaminan yang setara.
Jumlah pinjaman yang dicairkan dari program pinjaman tanpa agunan jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis pinjaman usaha sebelumnya. Plafon maksimal pinjaman usaha tanpa agunan hanya mencapai Rp100 juta saja. Namun, bukan berarti pinjaman tanpa agunan tidak bisa digunakan sebagai modal usaha. Dengan catatan sebagai pelaku bisnis, Anda harus cermat terhadap tren bisnis, termasuk mengetahui timeline di mana bisnis cenderung ramai atau sepi di waktu-waktu tertentu.
Suku bunga pinjaman
Selain menawarkan jumlah pinjaman yang cukup besar, suku bunga pinjaman yang dibebankan kepada nasabah di dalam pinjaman usaha dengan agunan juga relatif kecil. Hal ini dikarenakan bank memiliki risiko kerugian yang minim berkat aset-aset yang Anda jadikan jaminan pinjaman. Apabila terjadi kredit macet, maka pihak bank bisa menarik aset Anda tersebut sesuai dengan ketentuan yang disepakati di awal peminjaman. Oleh karena itu, sebagai nasabah sebaiknya Anda tetap membayar pinjaman sesuai dengan waktu yang ditetapkan agar tidak terjadi penyitaan oleh pihak bank terhadap aset berharga yang Anda miliki.
Sayangnya, suku bunga pinjaman tanpa agunan justru relatif lebih tinggi. Tercatat hingga saat ini rata-rata bunga yang ditetapkan untuk pinjaman tanpa agunan adalah sebesar 0,9% - 2% setiap bulannya. Belum termasuk denda yang harus dibayarkan ketika Anda telat melakukan pembayaran. Artinya, jika Anda mengajukan pinjaman dengan jangka panjang, maka suku bunga pinjaman yang harus dibayarkan juga semakin besar. Namun, hal ini adalah wajar mengingat sebagai nasabah Anda tidak memberikan jaminan apapun kepada bank. Risiko kerugian bank jika terjadi kredit macet tentu lebih besar, bukan?
Tenor pinjaman
Pinjaman usaha dengan agunan memiliki tenor pinjaman yang lebih panjang. Beberapa bank yang memberikan dana pinjaman usaha bahkan menyediakan pilihan dari 5, 10, bahkan 15 tahun. Dengan suku bunga yang relatif kecil, sebagai nasabah Anda tidak perlu khawatir tidak mampu membayar angsuran setiap bulannya. Keunggulan ini tentu membuat pelaku bisnis UKM yang memiliki aset berharga, cenderung memilih produk pinjaman dengan agunan.
Pinjaman dana bank tanpa agunan umumnya hanya memberikan tenor atau masa pembayaran maksimal hingga 5 tahun. Hal ini didasarkan pada risiko jumlah pinjaman yang harus Anda bayarkan sebagai nasabah. Bayangkan saja dengan suku bunga terbesar, yaitu 2% per bulan. Pada tenor pinjaman 5 tahun, jumlah angsuran yang harus Anda bayarkan setiap bulan tentu akan semakin besar.
Jadi, mana yang sebaiknya Anda pilih?
Pinjaman usaha bisa memudahkan Anda mencapai beragam tujuan bisnis dengan lebih cepat. Namun, beberapa perbandingan antara pinjaman dengan agunan dan tanpa agunan di atas harus betul-betul dicermati terlebih dulu. Jika Anda membutuhkan pinjaman dalam jumlah besar dengan jangka waktu pelunasan lebih panjang, maka kredit agunan adalah pilihan yang tepat. Asalkan Anda memiliki aset yang dianggap layak oleh bank untuk menjadi jaminan pinjaman.
Namun, jika pinjaman usaha yang Anda butuhkan tidak terlampau besar dan bersifat mendesak, maka pinjaman tanpa agunan adalah yang terbaik. Terlebih jika Anda mampu melunasinya dalam waktu singkat. Pilihan mengajukan pinjaman usaha tanpa anggunan tentu lebih bijak. Daripada Anda harus melakukan penarikan tunai dengan kartu kredit yang justru memiliki suku bunga lebih tinggi.
Dengan memperoleh pinjaman usaha dari bank, sebagai pelaku bisnis UKM, Anda tentu bisa lebih leluasa dalam mengembangkan bisnis. Namun demikian, Anda diharapkan dapat bersikap bijak dalam menentukan jenis pinjaman yang diajukan agar tidak memberatkan finansial bisnis tersebut. Setelah memahami perbedaan pinjaman usaha dengan agunan dan tanpa agunan tadi, kira-kira jenis pinjaman mana yang akan menjadi prioritas Anda?
Anda juga bisa memanfaatkan produk pinjaman usaha dari Bank Danamon seperti pada Danamon Solusi UKM, untuk mendukung dan mengembangkan usaha Anda.