Jalur Pantura yang membentang dari Anyer hingga Panarukan merupakan jalur yang sangat terkenal bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya memiliki latar sejarah yang panjang, jalur ini juga dijadikan sebagai jalur favorit saat mudik. Hal ini dikarenakan aksesnya yang mudah dijangkau serta memiliki pemandangan alam yang menakjubkan. Tidak berhenti sampai disitu saja, Pantura juga memiliki kuliner khas yang bisa Anda coba saat mudik. Apa sajakah? Berikut rekomendasinya.
Sate Kambing Batibul, Tegal
Berbeda dari sate kambing pada umumnya, sate kambing batibul dibuat dari daging kambing muda. Biasanya usia kambing yang digunakan kurang dari tiga bulan. Tidak heran bila tekstur sate kambing batibul ini sangat empuk dan mudah dikunyah. Potongan dadu dagingnya cukup besar yakni sekitar dua sentimeter dan dipanggang di atas arang batok kelapa.
Warung sate batibul sudah dikenal di berbagai daerah seperti Semarang, Jogja, hingga Jakarta. Bahkan Presiden Joko Widodo selalu menyempatkan diri untuk makan sate ini saat di Tegal. Sate batibul yang paling terkenal di Tegal adalah Sate Batibul Bang Awi yang berada di Jalan Raya Ujungrusi II, Adiwerna, Tegal.
Soto Tauto Bang Dul, Pekalongan
Bagi Anda pecinta soto, jangan lewatkan untuk mampir di warung soto tauto Bang Dul yang berada di Jalan Gajah Mada, Pekalongan. Soto tauto berisi bihun, tauge, dan potongan sayur kol yang dicampur dalam sebuah mangkuk berukuran sedang. Kemudian ditambahkan pula isi lainnya berupa jeroan sapi dan Anda bisa pilih menggunakan daging ayam atau daging sapi.
Semua isi tersebut diberi kuah dan sesendok bumbu tauco bersama bumbu rempah-rempah. Makin lengkap rasanya bila menyantapnya bersama kerupuk kulit renyah. Saking terkenalnya, banyak kalangan selebritis hingga para pejabat yang mencoba kelezatan soto ini saat di Pekalongan.
Empal Gentong dan Empal Asam, Cirebon
Kota Cirebon juga tidak ketinggalan memiliki kuliner yang menggugah selera, yakni empal gentong dan empal asam. Untuk bisa menikmatinya Anda bisa langsung ke Rumah Makan Empal Gentong H. Apud di Jalan Tuparev, Cirebon. Rumah makan ini merupakan salah satu yang menjadi favorit dan berdiri sejak tahun 1994. Empal gentong sendiri berisi potongan daging sapi, babat, lidah dan usus yang disiram kuah santan gurih dan legit.
Sementara untuk empal asam kuahnya adalah kuah bening dengan citarasa asam segar. Rasa asam ini berasal dari belimbing wuluh yang dipotong bulat dan dimasak dengan empal selama empat hingga lima jam. Masyarakat biasanya menikmati empal ini saat makan siang atau makan malam sebagai hidangan hangat.
Gule Kepala Kakap Mas Har, Pemalang
Satu lagi hidangan kuliner khas wilayah Pantura adalah gule kepala kakap Mas Har di Pemalang. Gulai ini memiliki citarasa yang unik antara pedas dan gurih. Selain itu, ikan kakapnya dimasak dengan teknik khusus sehingga sangat empuk di bagian kepalanya.
Rumah makan gule kepala kakap Mas Har ini berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.69 B, Pemalang atau tepatnya berada di seberang Polsek Pemalang. Untuk satu porsi harga gulai ini sangat terjangkau mulai dari Rp 15 ribu per porsinya. Makin nikmat lagi bila disantap dengan nasi putih hangat dan segelas es teh manis.
Mie Kopyok, Semarang
Mie kopyok memang dikenal sebagai kuliner paling khas di kota Semarang. Sekilas, mie kopyok Semarang hampir mirip dengan mie kocok khas Bandung. Namun berbeda baik dari citarasa maupun isinya, karena tidak menggunakan daging sama sekali. Isinya berupa mie, potongan lontong, irisan tahu pong, tauge, dan irisan daun seledri.
Anda bisa mencoba mie kopyok Semarang di kedai milik Pak Dhuwur. Alamatnya berada di Jalan Tanjung, Semarang, atau berada di seberang Kantor PLN Pemuda. Selain nikmat, harga satu porsinya juga sangat terjangkau. Warung ini sendiri sudah dikenal sejak tahun 1980-an.
Jadi, kuliner Pantura mana yang paling menggugah selera makan Anda? Saat melewati jalur Pantura, jangan lupa mampir ke beberapa kedai makan tadi agar bisa puas menjelajahi wisata kuliner Pantura.