Di tengah harapan tercapainya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat & China, mendadak Presiden Trump menandatangani Undang-Undang yang mendukung demonstran pro demokrasi Hong Kong. Apakah kondisi ini dapat mengubah tercapainya kesepakatan perdagangan?
Tidak dapat dipungkiri bahwa langkah Amerika Serikat untuk mengesahkan dan menandatangani UU yang mendukung pro demonstran Hong Kong meningkatkan ketegangan di antara kedua pihak. Namun yang perlu dipahami adalah ditandangani atau tidaknya oleh Trump, RUU Hak Asasi Manusia & Demokrasi Hong Kong akan secara otomatis menjadi UU, mengingat RUU ini sudah disetujui secara bulat oleh Kongres dan Senat. Yang mungkin terjadi adalah penundaan sementara, jika sampai Trump menolak untuk mendatangani RUU tersebut.
Terlepas dari masalah UU tersebut, sejauh ini retorika yang kita dengar menunjukkan bahwa situasi Hong Kong tidak secara langsung mempengaruhi hasil kesepakatan perdagangan dan Presiden Trump terlihat enggan terlibat lebih jauh dalam konflik Hong Kong. Meskipun sampai dengan saat ini masih belum ada kejelasan rincian apa dan kapan kesepakatan perdagangan akan terjadi, namun kami menilai bahwa kedua belah pihak terlihat sangat ingin untuk mencapai kesepakatan perdagangan.
Data ekonomi terkini dari berbagai negara - khususnya sektor manufaktur – menunjukkan sinyal laju perlambatan sepertinya sudah mulai mencapai titik terendah. Apa pandangan anda akan hal ini?
Betul, data terkini sektor manufaktur di beberapa wilayah, sebut saja seperti Zona Eropa, China, Korea, Singapura dan Jepang secara serempak menunjukkan perbaikan. Walaupun baru terjadi satu bulan, namun hal ini cukup positif dan menunjukkan sinyal mulai terjadinya stabilisasi. Ke depannya kita masih harus melihat konsistensi dari data tersebut. Di tahun ini ketidakpastian konflik dagang serta ketakutan akan perlambatan ekonomi global membebani kinerja sektor manufaktur. Disertai dengan dampak positif dari stimulus fiskal dan kebijakan moneter akomodatif bank sentral global, diharapkan setelah melalui periode ‘penyesuaian’ laju pertumbuhan sektor manufaktur dan ekonomi dunia dapat mulai pulih kembali.
Selama dua tahun ini kinerja pasar saham Asia kalah unggul dibandingkan dengan kinerja pasar saham negara maju. Bagaimana peluang pasar saham Asia di tahun 2020?
Secara umum investor yang datang berinvestasi di pasar saham Asia memang bisa dikategorikan sebagai ‘growth tourists’, artinya investor yang mencari pertumbuhan earnings yang lebih premium sebagai justifikasi dari investasi yang dilakukan. Alasan mengapa selama dua tahun terakhir ini pasar saham Asia kalah unggul dibandingkan dengan negara maju adalah karena pertumbuhan earnings yang juga lemah.
Untuk tahun 2020, kami memiliki pandangan yang lebih positif terhadap pasar saham Asia, dimana earnings Asia diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju – konsensus memperkirakan earnings Asia tumbuh 14% vs negara maju 9% – didukung oleh stimulus fiskal, kebijakan suku bunga rendah, stabilitas nilai tukar domestik, low base effect pertumbuhan earnings tahun lalu dan harapan pemulihan pertumbuhan ekonomi global seiring dengan meredanya ketegangan perdagangan. Pasar saham Asia yang dinilai sebagai high beta akan diuntungkan dari arah perubahan sentimen global yang menjadi lebih positif.
Beralih ke domestik, bagaimana kinerja pasar keuangan Indonesia di tahun ini?
Didukung oleh kebijakan akomodatif bank sentral global dan imbal hasil riil yang tinggi, nilai tukar Rupiah dan pasar obligasi membukukan kinerja yang cukup baik di tahun ini. Sampai dengan akhir bulan November 2019 pasar obligasi BINDO mencatatkan kenaikan sebesar 13.60% sementara rata – rata pergerakan nilai tukar Rupiah cukup stabil di kisaran 14,153 per dolar AS. ‘Tantangan’ datang dari pasar saham, dimana pasar saham Indonesia IHSG sampai dengan November 2019 mencatatkan penurunan sebesar 2.95%. Kinerja pasar saham Indonesia kalah unggul jika dibandingkan dengan negara kawasan Asia disebabkan oleh lemahnya pertumbuhan earnings di tahun ini. Selain faktor lemahnya kinerja laporan keuangan tersebut, pelemahan IHSG juga dipicu oleh beberapa berita/sentimen negatif yang kebetulan menerpa sektor-sektor berkapitalisasi besar di indeks. Kenaikan cukai rokok sebesar 23% membuat sektor ini underperformed selama tahun 2019. Selain itu, berita- berita negatif seputar industri perbankan ikut memberikan kontribusi negatif terhadap kinerja sektor perbankan di IHSG.
Bagaimana outlook ekonomi Indonesia di tahun 2020?
Kami memperkirakan pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan secara gradual. Pemulihan ekonomi Indonesia diharapkan terjadi seiring dengan meredanya ketegangan perdagangan Amerika Serikat – China. Pemulihan ekonomi diperkirakan akan terjadi secara bertahap dikarenakan pelonggaran fiskal yang tidak bisa terlalu agresif, dimana defisit fiskal dibatasi <3% sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi juga relatif terbatas. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibutuhkan peningkatan daya saing khususnya pada area non- komoditas guna mengurangi ketergantungan ekonomi akan sumber daya alam. Untuk itulah maka percepatan reformasi kebijakan pada area pengembangan SDM, penyederhanaan regulasi dan birokrasi menjadi sangat penting.
Apa yang menjadi faktor risiko atau tantangan bagi ekonomi Indonesia?
Faktor risiko untuk ekonomi Indonesia bisa dibagi menjadi dua, yaitu risiko eksternal dan internal:
Apa katalis yang anda nantikan untuk pasar saham Indonesia di tahun depan?
Kami mengharapkan earnings growth yang lebih baik di tahun 2020 – setelah di tahun ini banyak disrupsi ekonomi terkait dengan tahun pemilu dimana ada gap yang cukup lama antara pemilu sampai pemerintah baru resmi terbentuk – didukung oleh kuatnya indikator makro ekonomi, reformasi kebijakan dan stabilitas politik. Efek low base harga komoditas dan harapan perkembangan positif konflik dagang dan dampaknya terhadap harga komoditas berpotensi mendorong earnings perusahaan komoditas di tahun depan. Kecepatan eksekusi kebijakan reformis seperti omnibus law, revisi Undang-Undang tenaga kerja, pemotongan pajak dan penghapusan daftar negatif investasi juga diharapkan mampu menjadi katalis positif pasar di tahun 2020.
Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format Tanya-jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI. Bulan ini kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Portfolio Manager, Andrian Tanuwijaya.. |
Andrian Tanuwijaya
Setelah mengawali kariernya sebagai Equity Analyst di sebuah perusahaan sekuritas pada 2011, Andrian bergabung dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, di mana is mulai sebagai Equity Analyst hingga kini menjabat sebagai Portfolio Manager. Andrian telah mengantongi izin Wakil Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan sejak 2012. Saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Surabaya, ia terpilih mewakili Indonesia dalam 4th Annual CFA – Global Investment Research Challenge di Manila, Filipina. Andrian memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Surabaya. |
|
PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:
Informasi di dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia namun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.
Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat professional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi personal untuk Anda. Analisa trend ekonomi di dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen dan pendapat yang disampaikan di dalam dokumen ini dibuat oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada tanggal publikasi dokumen, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.