Market Update Bancassurance Oktober

Amerika Serikat kembali mengimplementasikan tarif impor untuk Tiongkok - sejauh ini merupakan yang terbesar - senilai USD200 miliar. Bagaimana pasar finansial dunia menanggapinya?

Benar, tarif USD200 miliar di bulan September kemarin merupakan yang terbesar hingga saat ini. Ke depannya Trump masih “mengancam” akan mengimplementasikan tarif tambahan sebesar USD267 miliar. Yang menarik adalah bahkan dengan diumumkannya tarif yang sedemikian besar dan Tiongkok juga memberlakukan tarif balasan USD60 miliar (yang juga sejauh ini tariff balasan terbesar dari Tiongkok), pasar finansial justru menunjukkan reaksi yang semakin imun dengan berita-berita konflik perdagangan. Hali ini terlihat dari:

  • Volatilitas pasar saham Asia sudah berkurang dibandingkan di awal tahun ketika konflik dagang dimulai.
  • Mata uang negara berkembang di bulan September justru menunjukkan stabilisasi.
  • Ketertarikan orang akan masalah konflik perdagangan juga semakin mereda. Saat tarif USD200 miliar diimplementasi, kekagetan masyarakat tidak sebesar saat masih menjadi wacana atau saat pertama kali diimplementasi di bulan Juli.

Reaksi ini mengindikasikan pasar Asia telah memperhitungkan yang terburuk atas eskalasi konflik perdagangan, sehingga negative shock pasar jauh berkurang pasar mengharapkan terdapatnya kepastian.

 

Sepanjang tahun berjalan ini, pasar finansial Amerika Serikat sangat superior, sementara pasar finansial negara-negara berkembang termasuk Asia cenderung tertekan. Bagaimana prospek ke depannya?

Amerika Serikat diperkirakan mengakhiri tahun 2018 ini dengan gemilang, perekonomiannya baik, dan secara historis kinerja pasar saham setelah mid-term election juga bergerak positif karena adanya kepastian, terlepas dari partai apa yang menjadi kekuatan mayoritas di DPR-nya. Tetapi di tahun 2019 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan mengalami normalisasi karena efek pemotongan pajak dan repatriasi profit yang terjadi di 2018 akan semakin mengecil. Itulah sebabnya kenaikan Fed Rate ke depannya tidak akan seagresif seperti tahun ini. Di lain pihak, masalah konflik perdagangan yang semakin mengerucut kepastiannya membuat Asia juga mulai stabil secara gradual. Karena sebenarnya volatilitas yang terjadi di negara-negara berkembang dan Asia lebih banyak disebabkan oleh sentimen, bukan karena masalah fundamental.

 

Rupiah masih terus tertekan, melemah kembali ke level tahun 1998. Apakah memang saat ini Indonesia sedang menuju krisis seperti tahun 1998?

Pelemahan Rupiah terjadi karena beberapa faktor seperti penguatan USD secara global, kenaikan agresif Fed Rate, risk off sentiment akibat konflik perdagangan, keluarnya dana asing dari pasar finansial domestik dan melebarnya defisit transaksi berjalan (CAD). Walaupun memang saat ini Rupiah berada di kisaran 15,000 per USD, kita tidak bisa hanya membandingkan angka absolutnya saja dan menyimpulkan kondisi saat ini sama dengan krisis 1998. Sepanjang tahun berjalan Rupiah melemah sekitar 12% terhadap USD, sementara di tahun 1998 pelemahan Rupiah mencapai lebih dari 180% (dari kisaran 6,000 ke level 17,000 per USD).

Yang juga penting adalah indikator makroekonomi Indonesia saat ini pada level yang sehat dan tidak dalam kondisi overheating walaupun CAD melebar. Inflasi saat ini pada level 2.88%, terjaga dibandingkan 1998 yang mencapai 78%, atau dibandingkan periode 2013 – 2015 yang mencapai level 8%. Pertumbuhan kredit bank juga pada level sehat di level 11%, dibandingkan periode 2013 – 2015 yang mencapai 30%.

 

Bagaimana Anda melihat peluang pasar saham dan obligasi Indonesia di tengah kondisi pelemahan Rupiah saat ini?

Kunci utama bagi pasar saham dan obligasi adalah stabilitas nilai tukar, yang merupakan salah satu pertimbangan terpenting investor asing sebelum mengambil keputusan investasi. Level pasar saham dan obligasi Indonesia saat ini sudah atraktif bagi investor asing. Sebagai contoh, imbal hasil riil obligasi Indonesia saat ini sekitar 5.1%, sementara imbal hasil riil obligasi India saat ini sekitar 4.4% dan Malaysia sekitar 3.9%. Jadi secara relatif level obligasi Indonesia saat ini sudah sangat menarik bagi investor asing dibandingkan negara kawasan. Namun memang investor asing membutuhkan stabilitas nilai tukar sebelum berinvestasi, karena apabila Rupiah terus melemah maka keuntungan yang mereka dapat akan tergerus oleh depresiasi nilai tukar.

Pemerintah amat sangat menyadari faktor ini dan terus melakukan upaya stabilisasi nilai tukar melalui berbagai kebijakan seperti implementasi B20, prioritas proyek infrastruktur, pengenaan tarif impor, dan konversi devisa hasil ekspor. Ekspektasi dari kebijakan ini adalah untuk meredam permintaan USD yang ‘tidak perlu’ dan meningkatkan pasokan USD dalam negeri melalui pengurangan impor. Bank Indonesia juga selaras dengan Pemerintah, menyatakan bahwa stabilitas Rupiah merupakan prioritas saat ini, dan mengeluarkan berbagai inisiatif untuk menjaga Rupiah, salah satunya dengan menaikkan suku bunga. Kita tunggu saja, saat sentimen global membaik dan Rupiah mulai stabil, diperkirakan pergerakan pasar finansial akan membaik.

 

Memasuki kuartal terakhir 2018, periode kampanye PilPres dimulai. Apakah ini akan memberi dampak bagi sentimen pasar? Bagaimana ekspektasi Anda terhadap kinerja pasar finansial domestik sampai akhir tahun ini?

Kedua kandidat Presiden mengindikasikan programnya akan suportif bagi ekonomi dan dunia usaha. Jadi menurut kami ini indikasi yang cukup jelas bahwa ekonomi merupakan salah satu agenda utama kedua calon Presiden. Dibandingkan pemilu Presiden, menurut kami sentimen pasar di kuartal empat ini atau di tahun 2019 mendatang akan lebih dipengaruhi oleh perkembangan sentimen global.

Jika melihat secara historis, biasanya kuartal empat merupakan periode yang positif bagi IHSG. Dari periode 2007-2017 hanya tiga kali IHSG mencetak kinerja negatif di kuartal empat. Kinerja historis memang bukan acuan kinerja masa depan, tapi data ini juga dapat menjadi indikasi bahwa biasanya sentimen pasar relatif membaik memasuki periode akhir tahun.

 

Saran apa yang bisa Anda berikan pada investor dalam kondisi pasar saat ini?

Saat ini kami memandang pergerakan pasar lebih dipengaruhi oleh faktor sentimen. Kami percaya bahwa fundamental ekonomi dan kondisi sosial-politik Indonesia saat ini terjaga dan tidak dalam kondisi krisis, berbeda dengan kondisi di tahun 1998 ketika Indonesia mengalami gejolak sosial, politik, dan ekonomi. Banyaknya faktor ketidakpastian, terutama dari sisi global, memang menyebabkan investor bertindak secara tidak rasional. Tetapi kami tetap memandang Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik, didukung oleh skala ekonominya yang besar dan berbagai reformasi struktural yang dilakukan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu kami optimis investor akan kembali berinvestasi di Indonesia ketika pasar kembali rasional. Periode ini bisa dijadikan investor untuk meninjau kembali portofolionya, menajamkan lagi tujuan investasi dari portofolio kita semua, dan jangan biarkan gejolak jangka pendek mempengaruhi alokasi aset portofolio yang sudah kita “tabur” sejak jauh hari.

 

 

Seeking α adalah komunikasi bulanan yang dirilis oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Disampaikan dalam format Tanya-jawab, Seeking α ditujukan untuk menyajikan pandangan para ahli investasi MAMI yang berorientasi ke depan, langsung ke hadapan Anda, para investor profesional MAMI.
Bulan ini kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Chief Economist & Investment Strategist, Katarina Setiawan.

Katarina Setiawan
Chief Economist & Investment Strategist

 

Katarina bergabung dengan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) pada 1 Juli 2013. Ia memperoleh izin Wakil Manajer Investasi dari Bapepam-LK pada 30 April 1999 dengan no.: KEP-28/PM/IP/WMI/1999. Ia telah memiliki pengalaman selama lebih dari 20 tahun di industri keuangan dan pasar saham. Sebelum bergabung dengan MAMI, Katarina bekerja di Kim Eng Securities sebagai Research Director. Sebelumnya Katarina bekerja sebagai Director di IBAS Consulting, Director di Omni Nusantara dan Supervisor Consultant di Arthur Andersen & Co. Katarina menyandang gelar Master of Business Administration dari Indiana University di Bloomington, USA.

 

PENGUNGKAPAN DAN SANGGAHAN:

Informasi di dalam dokumen ini disusun berdasarkan sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia namun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Baik PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, maupun direksi, pejabat atau pegawainya tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini.
Dokumen ini disusun untuk tujuan pemberian informasi dan tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi, nasihat professional, penawaran, penjualan atau ajakan oleh atau atas nama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia kepada siapa pun untuk melakukan pembelian atau penjualan efek. Dokumen ini tidak memuat nasihat investasi, hukum, akuntansi, perpajakan atau pernyataan bahwa suatu investasi atau strategi sesuai atau cocok untuk kondisi Anda, atau merupakan rekomendasi personal untuk Anda. Analisa trend ekonomi di dalam dokumen ini tidak mengindikasikan hasil kinerja investasi masa depan. Dokumen dan pendapat yang disampaikan di dalam dokumen ini dibuat oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia pada tanggal publikasi dokumen, dan dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar atau lainnya. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Investasi mengandung risiko, termasuk risiko berkurangnya nilai awal investasi. Dalam melakukan investasi, apabila ada keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merk terdaftar dari Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.